Minggu, 08 November 2020

LAMPU TERAS OTOMATIS MENGGUNAKAN 2 SENSOR LDR



1. Tujuan [kembali]
  1. Mengetahui dan memahami sensor LDR
  2. Mengetahui prinsip kerja sensor LDR
  3. Mengaplikasikan sensor LDR pada penggunaan lampu otomatis
2. Alat dan Bahan [Kembali]
        
       2.1 Alat [Kembali]

        a. Volmeter

        Voltmeter adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengukur tegangan dalam rangkaian listrik. Voltmeter dalam rangkaian dipasang secara paralel pada dua buah titik yang diukur.

        2.2 Bahan [Kembali]
       
        a.  Resistor
                
 
        Klasisfikasi resistor :
            
            a) Fixed resistor (nilai resistansi yang tetap)

             1. Carbon composition resistor (resistor komposisi karbon) : nilai resistansinya berkisar dari 1Ω sampai  200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W
            2. Carbon fim resistor (resistor karbon film) : nilai resistansiya berkisar dari 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W sampai 5W. Dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C             
            3. Metal film resistor (Resistor fillm logam) : nilai resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam              
                     
             b) Variabel resistor ( nilai resistansinya dapat berubah dan diatur)

               1. Potensiometer : nilai resistansinya tertulis di badan potensiometer dalam bentuk kode angka
               2. Rheostat : dapat beroperasi pada pada tegangan arus yang tinggi
               3. Preset Resistor (Trimpot) : berfungsi seperti potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki tuas

             c) Thermistor/Thermal Resistor (nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu)

               1. Thermistor NTC (Negative Temperature Coofficient) : perubahan suhu berbanding terbalik terhadap perubahan resistansi
               2. Thermistor PTC (Positive Temperarture Coefficient) : perubahan suhu berbanding lurus terhadap perubahan resistansi

        Datasheet Resistor 
            


        
           b. Op-Amp
                

            Konfigurasi pin Op-Amp

    
              1. Pin1 & Pin5 (Offset N1&N2) : Pin ini digunakan untuk mengatur tegangan offset jika perlu
              2. Pin2 (IN-) : Pin inverting dari Op-Amp
              3. Pin3 (IN+) : Pin non inverting Op-Amp
              4. Pin4 (Vcc-) : Pin ini terhubung ke ground jika tidak ke rel negativ
              5. Pin6 (Output) : Output daya pin Op-Amp
              6. Pin7 (Vcc+) : Pin ini terhubung ke +ve rail dari supply tegangan
              7. Pin8 (NC) : Tidak ada koneksi

        Spesifikasi-spesifikasi Op-Amp :
                
             1. Tegangan offset input. Dalam banyak kasus, tegangan output op amp tidak boleh nol ketika tegangan pada input adalah nol. Tegangan yang harus diterapkan dalam terminal input untuk menggerakkan output ke nol adalah tegangan offset input 
            2. Arus offset input. Seperti tegangan offset bisa diperlukan melalui input untuk men-zero-kan tegangan output, sehingga arus jala bisa diperlukan melalui input untuk men-zero-kan tegangan output. Arus yang demikian dijadikan acuan sebagai arus offset input. Ini diambil sebagai perbedaan dua arus input.
            3. Arus bias input. Ini adalah rata-rata dari dua arus input yang diperlukan untuk menggerakkan tegangan output ke nol.
             4. Slew rate. Jika tegangan diterapkan dengan cepat ke input dari op amp, output akan saturasi ke maksimum. Untuk input step slew rate adalah kecepatan dimana output berubah ke nilai saturasi. Ini khususnya dinyatakan sebagai tegangan per mikrosecond (V/ms).
      5. Bandwith frekuensi gain satuan. Respons frekuensi dari op amp khusus disefinisikan dengan bode plot dari gain tegangan open loop dengan frekuensi. Plot seperti ini sangat penting untuk rancangan rangkaian yang berhubungan dengan sinyal a-c. Adalah diluar jangkauan dari tulisan ini untuk menjelaskan detail dari desain seperti ini yang memakai bode plot.

    c. Transistor NPN

        Konfigurasi Transistor NPN
        


        Tegangan konstruksi dan terminal untuk transistor NPN bipolar ditunjukkan di atas. Tegangan antara Base dan Emitter ( VBE ), positif di Base dan negatif di Emitter karena untuk transistor NPN, terminal Base selalu positif sehubungan dengan Emitter. Tegangan supply Collector juga positif sehubungan dengan Emitter ( VCE ). Jadi untuk transistor NPN bipolar untuk menjalankan Collector selalu lebih positif terhadap Base dan Emitte

    d. Relay 


Relay berfungsi sebagai switch yang bekerja jika kumparan dialiri arus. 

Fitur : 

            1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5 V

            2. Arus pemicu 70 mA

            3. Maksimum beban AC 10 A

            4. Maksimum beban DC 10 A

            5. Switching maksimum 300 operasi/menit

    Datasheet relay



  

    e. Potensiometer


Potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. 

            Bagian-bagian penting dalam komponen potensiometer :

                1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper

                2. Element Resistif

                3. Terminal

    f. Sensor LDR


        Datasheet LDR

   





       Komponen Output :
        
        a .Led (Light Emitting Diode)


LED berfungsi sebagai lampu indikator.

        Simbol LED


    Dari simbol LED diatas dapat diketahui bahwa LED memiliki dua kaki atau kutub yang berbeda, masing-masing adalah katoda dan anoda. Pemasangan LED pada rangkaian juga tidak boleh terbalik, karena apabila dipasang terbalik maka LED tidak akan dapat memancarkan cahaya dan tidak dapat dialiri tegangan listrik.


    3. Dasar Teori [Kembali]

        a. Sensor LDR

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.

Umumnya Sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm pada saat dalam kondisi sedikit cahaya (gelap), dan akan menurun menjadi 500 Ohm pada kondisi terkena banyak cahaya. 

Fungsi Sensor LDR : 
LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika sensor terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir(ON) dan sebaliknya jika sensor dalam kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik akan terhambat(OFF). LDR juga sering digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian anti maling otomatis menggunakan laser, sutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.


Prinsip Kerja :

Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangkaian elektronika dan dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.

Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
  • Tegangan maksimum (DC): 150V
  • Konsumsi arus maksimum: 100mW
  • Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
  • Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
  • Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
  • Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius


        b. Resistor 

Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. 

Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna : 

1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.

2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.

3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.

4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.


        c. IC OP-AMP

    Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.

Simbol 


Karakteristik IC OpAmp

· Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)

· Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)

· Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)

· Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)

· Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)

· Karakteristik tidak berubah dengan suhu


Inverting Amplifier



Rumus



NonInverting



Rumus


Komparator

Rumus


Adder


Rumus


Bentuk Gelombang


        d. Transistor

Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor  yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis  melebihi arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff  (saklar tertutup). 



 Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.

Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.

Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor. 

        e. Relay


        Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1. Electromagnet (Coil)

2. Armature

3. Switch Contact Point (Saklar)

4. Spring

 Gambar dari bagian-bagian relay 




Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)


4. Percobaan [Kembali] [Kembali]
    
    4.1 Prosedur Percobaan [Kembali]
       1. Buka aplikasi proteus
       2. Pilih komponen yang dibutuhkan
       3. Rangkai setiap komponen menjadi rangkaian yang diinginkan
       4. Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
       5. Jalankan simulasi rangkaian    

    4.2 Rangkaian Simulasi [Kembali]

        a. Rangkaian


        b.Prinsip Kerja  

    Arus mengalir dari sumber 12V ke LDR. Ketika LDR dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang tinggi (saing hari ),maka nilai resistansinya akan menurun sehingga mengakibatkan ada arus yang mengalir melewati LDR.Arus akan mengalir ke R1 kemudian akan di teruskan ke ground dan arus juga akan mengalir ke non-inverting pada IC LMM 324. Pada IC LM 324 terjadi pembandingan antara Vin dengan Vref, dimana Vin lebih besar dari Vref karena pada Vin tidak ada resistor yang menghalangi arus yang mengalir ke non- inverting IC LMM324 sedangkan pada Vref ada potensiomter yang besarnya bisa di ubah-ubah. Hal ini mengakibatkan Vout sama dengan +Vsat, kemudian arus akan mengalir ke R3 kemudian ke  basis di Q1. Karena ada arus yg mengalir di basis Q1  sebagai pemicunya yang mengakibatkan transistor  Q1 aktif,dimana arus akan mengalir dari kolektor ke emitor. Akktifnya Q1 mengakibatkan relay menjadi ON. Aktifnya relay megakibatkan lampu menjadi OFF karena rangkaian nya terputus dari sumber tegangan.

       Namun ketika  LDR tidak mendapatkan cahaya (malam) maka nilai resistanya akan tinggi sehingga mengakibatkan tidak ada arus yang melewati LDR ( Vin = 0 ). Hal ini mengakibtkan Vin lebih kecil dari Vref. Ktika Vref besar dari Vin maka Vout sama dengan -Vsat. Kondisi ini tidak cukup untuk mengaktifkan transistor sehingga relay juga pada kondisi OFF. Relay pada kondisi OFF mengakibatkan lampu dalam kondisi ON karena terhubung dengan sumber tegangan.

        4.3 Video Simulasi [Kembali]


5. Download File [Kembali]

Download Rangkaian Proteus klik disini

Download Video klik disini 

Download Datasheet LDR klik disini

Download Datasheet Relay klik disini

Download Datasheet LED  klik disini

Download Datasheet Transistor klik disini

Download Datasheet Op- Amp klik disini

Download Datasheet Resistor klik disini

Download HTML klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar